Pandemi COVID -19 yang disebabkan oleh virus Corona
tak kunjung usai. Semua aktifitas menjadi terkendala meski dengan penerapan
gaya hidup adaptasi baru, masyarakat masih resah karena korban yang terus
bertambah angkanya. Mikroorganisme ada di sekitar dan kehadiran mikroorganisme
ada yang baik maupun buruk yang bisa menyebabkan penyakit. Berdasarkan hasil
penelitan sinar ultraviolet alami dari matahari dipercaya mampu membersihkan
udara dari virus khususnya virus Corona.
Fakta Seputar COVID19 dan Sinar Ultraviolet
Faktanya, pandemi COVID 19 ini sudah mencapai 66% dari 73% kasus keseluruhan karena adanya fenomena gunung es. Di permukaan terlihat jumlah kasus sedikit yang terlihat tapi korban semakin banyak. Hal itu diakui Dr. Hermawan Saputra, SKM., MARS., CICS, Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Indonesia (IAKMI) dalam diskusi virtual bersama Signify Indonesia (26/9) dengan tema Pemanfaatan Teknologi Sinar UV-C.
Banyak penyakit menular yang disebabkan oleh mikroorganisme, contohnya adalah penyakit SARS (terjadi tahun 2002-2003) dan MERS atau dikenal dengan flu onta yang terjadi 2012 lalu. Virus Corona atau SARS-CoV2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Infeksi dari virus Corona dinamakan penyakit COVID19, tergolong penyakit menular yang bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru hingga menyebabkan kematian.
Meluasnya virus Corona disebabkan banyak faktor. Dengan menerapkan kebiasaan baru bisa membantu mencegah penyebaran virus Corona. “Ada jutaan, bahkan puluhan juta mikroorganisme di kehidupan kita. Dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat kita bisa hidup berdampingan dengan mikroorganisme,” Dr. Hermawan Saputra – Pengurus IAKMI. Mulai dari mengenakan masker, menjaga kebersihan, menjaga jarak, rutin mencuci tangan, dan membiasakan diri untuk mengingatkan kebiasaan baru saat ini bersama kita bisa mencegah dan mengurangi penyebaran virus Corona.
Kehadiran matahari juga sangat berperan terhadap penyebaran mikroorganisme. Di daerah yang intensitas sinar mataharinya tinggi terlihat tidak ada pencemaran udara yang masif. Letak geografis Indonesia tercinta kita ini sebenarnya sangat diuntungkan sebagai negara tropis yang kaya akan sinar matahari.
Sinar UV (ultraviolet) terbagi menjadi tiga jenis, yaitu sinar UV-A, sinar UV-B dan sinar UV-C. Sinar UV-A mendominasi sekitar 95% sinar UV yang masuk ke dalam Bumi dan dapat berpenetrasi hingga ke dalam kulit. Sinar UV-B adalah sinar UV yang aktif secara biologis. Sedangkan sinar UV-C dianggap mampu membunuh virus Corona.
Para ahli membuktikan efektifitas sinar UV-C dalam menangani virus Corona. Menurut Dr. rer. nat. Ir. Aulia Muhammad Taufiq Nasution M.Sc, Pakar Biomedika Optik, Departemen Teknik Fisika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), “Sinar UV-C yang berada dalam spektrum cahaya tak kasat mata memiliki potensi untuk mengatasi penyebaran COVID 19”. Sinar UV-C telah digunakan selama lebih dari 40 tahun untuk mendisinfeksi udara, air dan permukaan dengan cara menghancurkan DNA dan RNA dari bakteri dan virus.
Ada dosis paparan (dosimetry) tertentu yang bisa menghasilkan efek disinfeksi yang bisa dimanfaatkan dalam teknologi rekayasa pencahayaan. Dosis paparan sinar UV-C yang tepat dengan dosis radiasi dibawah 5000 mili Joule persego dan panjang gelombang 254 nm.
Pemanfaatan Teknologi Rekayasa Pencahayaan Dari Philips UV-C
Rami Hajjar, Country Leader Signify Indonesia juga turut prihatin dengan adanya COVID 19 yang mempengaruhi masyarakat Indonesia. Untuk itu Signify dengan rekam jejak dan pengalaman lebih dari 35 tahun hadir dalam inovasi pencahayaan sinar UV-C terdepan. Teknologi rekayasa pencahayaan sinar UV-C yang tepat bisa membantu mengurangi resiko penyebaran penyakit menular yang disebabkan oleh mikroorganisme.
Signify merancang produk UV-C Philips sesuai instruksi dan spesifikasi sesuai standar internasional Global Lighting Association. Produk UV-C Philips untuk konsumen dilengkapi dengan perangkat keselamatan yang layak dan dapat diandalkan, seperti: sensor gerak gelombang mikro, pengatur waktu dan alarm suara.
Lea Indra, Head of Integrated and Marketing Communication Signify Indonesia menyebutkan adanya dua produk UV-C Philips menyebutkan ada dua produk Philips UV-C yaitu Philips UV-C Upper Air untuk penggunaan profesional dan Philips UV-C Disinfection Desk Lamp untuk ruangan memiliki perlindungan keamanan terintegrasi seperti pengatur waktu, alarm suara, sensor gerak dengan radius 3 meter menggunakan teknologi gelombang mikro, dan kabel sepanjang 3 meter yang didesain untuk melindungi pengguna dari bahaya paparan berlebih
Be A Smart Buyer
Teknologi UV-C sudah banyak dipasarkan sebagai produk pembunuh kuman. Sebagai konsumen kita harus teliti dalam membeli produk yang akan digunakan. Produk teknologi UV-C yang tidak bagus bisa menyebabkan kerusakan kesehatan kulit dan mata. Dosis paparan yang tidak tepat pada produk teknologi UV-C bisa menghambat pertumbuhan.
Tips Menjadi Konsumen Pintar:
- Kenali manfaat dari produk yang akan dibeli
- Kenali kandungan di dalam produk
- Cek label produk
- Cek informasi mengenai produk
- Cek petunjuk pemakaian pada produk
Produk Philips UV-C selalu dilengkapi dengan label bahkan fitur suara. Philips UV-C tidak boleh dinyalakan ketika ada orang atau hewan di dalam ruangan. Produk UV-C harus dioperasikan diruangan tertutup untuk meminimalisir resiko paparan. Tindakan keselamatan ini membantu pengguna menghindari paparan langsung terhadap mata dan kulit dari produk tanpa lapisan pelindung.
Philips UV-C milik Signify telah tervalidasi efektif dalam menonaktifkan virus penyebab COVID 19 berdasarkan penelitian Laboratorium Nasional untuk penyakit infeksi emerging (NEIDL) di Universitas Boston, Amerika Serikat. Indonesia punya Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) yang bisa membantu konsumen mengajukan keluhan kepada pelaku usaha jika produk tidak sesuai sesuai UU No. 8 Tahun 1999.
Selama kita menjadi konsumen yang pintar, maka produk dengan kualitas bagus akan terasa manfaatnya bagi kehidupan kita -RGP-
Rekayasa Teknologi melalui UV-C bisa membantu menghentikan penyebaran mikroorganisme namun kita juga tetap mematuhi protokol kesehatan dengan berperilaku hidup sehat seperti memakai masker jika keluar rumah, menjaga jarak dengan orang lain serta lebih sering mencuci tangan.
ReplyDeleteMenjadi konsumen cerdas dengan memahami pemanfaatan produk secara tepat. Dengan mencari informasi sebanyak mungkin dari sumber yang kredibel, membaca label dan petunjuk pemakaian serta keselamatan. Disamping itu perlu juga harus menjaga imunitas dan tetap menjalani protokol kesehatan secara patuh dan konsisten.
ReplyDeleteWalaupun ada iming iming untuk kesehatan, jadi konsumen tetap harus cerdas ya.
ReplyDeleteJadi cara kerja rekayasa UV-C ini dg menyinari ruangan utk desinfeksi, begitu ya Kak? Bagus ya..
ReplyDeleteTernyata sinar uv tuh bermacam-macam ya.. ada yg bsa basmi corona juga aku baru tau
ReplyDeleteWah produk yang saya yakin akan banyak yang mengapresiasi ini ditengah gundahnya hati akan pandemi ini
ReplyDeleteAku sih excited kalo yg ngeluarin dari philips karena produk2 elektroninya aja bagus mba res
ReplyDeleteI hope discovery and this project yo be success and usefull. So many people need it
ReplyDeleteKeren banget ini produknya, pas banget dibutuhkan pas pandemi ini yah.. hebat bisa menonaktifkan virus
ReplyDeletewah teknologi yang pas diterapkan saat pandemi ni ya. semoga fasilitas umum banyak yang nantinya bisa menggunakan teknologi ini ya kak.
ReplyDeletesenang sekali bisa dapat pencerahan dari Signify bahwa Sinar UVC bisa jadi kawan atau lawan
ReplyDeleteKeren bnget inovasi dari Philips ini ya mba Ada Produk Philips UV-C YG bisa membay Kita berjaga2
ReplyDeleteSaya pikir teknologi ini harus terus dikembangkan, agar semakin banyak orang-orang yang dapat terselamatkan.
ReplyDeleteTeknologi yang penting banget ini ya kak.. Secara penyebarannya gak mandeg2 masih gaspol aja nih...
ReplyDelete