Asian Games 2018 silam masih menyisakan gaungnya. Pesta olahraga yang
berakhir tanggal 2 September 2018 kemarin akhirnya menempatkan Indonesia di
posisi ke empat dalam perolehan medali. Dengan kesuksesannya melampaui target
10 besar, ini merupakan pencapaian terbaik yang negara kita raih. Yeayyy.Kini kita bersiap menyambut perhelatan Asian Para Games 2018.
Sepanjang keikutsertaan di berbagai event olahraga prestasi Indonesia
sempat mengalami pasang surut. Bahkan di ajang Sea Games 2017 lalu di Malaysia
posisi Indonesia justru kian terpuruk dibandingkan sebelumnya. Akan tetapi
kekuatiran kita tidak terbukti dalam ajang Asian Games. Apalagi pesta olahraga
ini segmennya lebih besar dari Sea Games. Dukungan penonton yang mengalir di
GBK justru jadi pembakar semangat atlet Indonesia untuk habis-habisan
bertarung. Inilah keuntungan kita sebagai tuan rumah Asian Games.
Asian Para Games 2018 siap
digelar
Tapi sudahlah. The party is over.
Kita harus bersiap lagi untuk event olahraga yang sangat menginspirasi sekali.
Namanya Asian Para Games 2018. Kompetisi olahraga disabilitas paling bergengsi
di Asia dan terbesar kedua setelah Paralympic Games di dunia. Dari sejarahnya,
Asian Para Games 2018 pertama berlangsung tahun 2010 lalu di Guangzhou China.
Asian Para Games 2018 sendiri adalah gelaran yang ketiga setelah Asian Para Games
di Incheon tahun 2014 lalu. “Sepaket” dengan penyelenggaraan Asian Games
disepakati tuan rumah Asian Games dan Asian Para Games akan diselenggarakan di
tempat yang sama. So, kali ini Indonesialah yang bakal menjadi tuan rumah Asian
Para Games 2018 yang berlangsung 6 – 13 Oktober di Jakarta.
Ada 42 negara anggota komite Paralimpiade Asia yang berpartisipasi.
Diantaranya Afghanistan, Bahrain, Bangladesh, Brunei, Kamboja, Tiongkok,
Hongkong, India, Indonesia, Iran, Irak, Jepang, Yordania, Kazakhstan, Korea
Utara, Korea Selatan, Kuwait, Kirgiztan, Laos, Lebanon, Makau, Malaysia,
Mongolia, Myanmar, Nepal, Oman, Pakistan, Palestine, Filipina, Qatar, Arab
Saudi, Singapore, Srilanka, Suriah, Tionghoa Taipei, Tajikistan, Thailand,
Timor Leste, Turkimenistan, Uni Emirat Arab, Uzbekistan dan Vietnam.
Adapun di ajang Asian Para Games 2018 ada 17 pertandingan yang dilagakan
yaitu panahan, atletik, bulu tangkis, boccia, boling, catur, bola gawang, judo,
bola lapangan, angkat beban, menembak, renang, tenis meja, bola voli, bolas
basket kursi roda, anggar kursi roda dan tenis kursi roda. Pertandingan nanti
akan berbeda ceritanya karena yang bertanding adalah atlet disabilitas di Asian
Para Games 2018 ini. Dalam cabor judo misalnya. Teknik bela diri kuno Jepang bernama
Jujitsu merupakan teknik kemampuan menjatuhkan lawannya dengan tangan kosong.
Tapi bagaimana caranya bila yang melakukan adalah orang yang penglihatannya
terbatas? Atau cabor angkat besi. Sebagaimana kita tau jenis olahraga ini
mengharuskan atlet mengangkat beban dari lantai tanpa boleh menekuk lutut
sampai kedua tangan dapat mengangkat beban lurus sempurna di atas kepala. Atlet
harus bertahan di posisi tersebut sampai juri membunyikan bel tanda angkatan
sah. Tapi bagaimana caranya bila yang melakukannya adalah orang yang tidak
punya bagian kaki dari lutut ke bawah baik satu ataupun keduanya? Hanya semangat yang membuat mereka mampu
bertanding. Atlet Para Asian Games percaya, tidak ada yang tidak mungkin dalam
hidup. Tekad atlet disabilitas menjadi cahaya inspirasi buat kita semua.
Contohnya Fadli.
Dia dulunya adalah pembalap motor andalan Indonesia. Kecelakaan yang
dialaminya di sirkuit Sentul 3 tahun silam membuat dirinya harus merelakan
sebagian kaki kirinya diamputasi. Meski demikian Fadli berhasil bangkit lagi.
Kini ia menjadi atlet Paralympian Indonesia di kategori para cycling. Ia
berharap bagi mereka yang masih menutup diri untuk berani keluar dan mencoba
hal baru. Bukalah mata bahwa setiap orang punya harapan dan kesempatan yang sama.
Tidak punya harapan artinya kehilangan segalanya.
Nah lantas peran dan dukungan apa yang bisa kita lakukan agar gelaran
Asian Para Games sukses? Kalau saya, sih, akan nonton langsung di GBK seperti
yang saya lakukan saat Asian Games kemarin. Sensasinya beda banget waktu nonton
langsung dibandingkan nonton di televisi. Lagipula dengan nonton langsung kita
dapat menyulut api semangat atlet Asian Para Games bertanding. Semangat
sportifitas dan inspirasi dari mereka perlu sekali jadi cerminan kita yang
selama ini mungkin hobi mengeluh karena banyak cara untuk mendukung para atlet
Asian Para Games. Kalau kamu gimana?
-RGP-
Emang beda rasanya nonton di tipi sama di lapangan... kalau nonton di lapangan itu dukungan kita bisa dirasakan langsung oleh atlet yang kita dukung...
ReplyDeleteSemoga Indonesia bisa melampaui target seperti Asian Games yang baru saja berlalu...
Fadli ini memang inspirasi banget ya.. Dia tetap berjuang walau kehilangan kaki
ReplyDeleteWah..
ReplyDeleteKeren ya Fadli, dan skrng bs mendapatkan medali, luar biasa
Kisah Fadli luar biasa banget, pantang menyerah dan menolak putus asa. kalau yang lain mungkin akan berhenti dari olahraga. Salut sama Fadli, kamu kereen.
ReplyDeleteSiapapun (tanpa pandang bulu) asal berusaha bisa berprestasi, buktinya atlet APG 2018
ReplyDeleteSalut dengan semangat dan kerja kerasnya Fadli. Semoga mampu memberikan yang terbaik bagi Indonesia
ReplyDelete