Terbersit
di pikiran dan sampai kepikiran dengan tema yang kulihat pada acara komunitas
ISB (Indonesian Social Blogpreneur) pekan lalu, “Menulis dengan Cinta”. Aku
lulusan sebuah kampus yang terkenal akan jurusan jurnalistiknya. Tentu saja aku
menimba ilmu selama ini banyak tentang cara menulis yang pada akhirnya menjadi
skill utamaku saat bekerja. Singkat cerita aku banyak menulis bermacam jenis
berkaitan dengan pekerjaanku mulai sebagai jurnalis di beberapa media cetak,
penulis konten website asing atau lokal, copy writer, bahkan
mendapatkan kesempatan jadi bagian tim penulis sebuah buku milik senior. Hingga
aku sekarang menjadi seorang blogger, baru 2 tahun aku hanya berani menulis
event atau peristiwa yang sudah jelas ada informasi yang perlu disampaikan
untuk orang lain.
Tiga buku Dini Fitria - doc. kataresi |
Bahkan
dua paragraf di atas sebenarnya saat menuangkannya dadaku berdegup kencang
banget. Lebay yach mungkin, cuma ingin menuangkan aja betapa aku menemui
kesulitan menulis dengan cinta sesuai makna yang kupahami dari Dini Fitria yang
baginya menulis itu menjadi tempatnya untuk menuangkan isi hati dan menenangkan
pikiran. Berat kalau kata Dilan, eh kata resi deng. Sudah pasti blog aku tidak
akan dilirik oleh mba Dini yang sempat mengintip isi blog kami yang menjadi
peserta acara ISB bersama Dini Fitria, karena aku sendiripun masih menyadari
kekuranganku. Tulisan di blogku masih kaku, masih terbawa seperti tulisan
berita. Seharusnya sebagai seorang blogger harus bisa menulis dengan gaya
bertutur atau bercerita yang biasa disebut dengan story telling style. Makanya aku ikutan datang ke EV Hive Kuningan
minggu lalu sekalian temu sayang dengan blogger lainnya untuk menyerap ilmu
menulis feature dari Dini Fitria yang cantik dan sudah terbukti kepiawaiannya
mampu menulis 3 buku yang selalu best seller serta mampu menyentuh pembaca,
Muhasabah Cinta, Hijrah Cinta dan Islah Cinta. Niat banget sepenuh hati datang
dengan gamis putih pink (warna pink katanya dresscodenya) padahal kondisi hujan
melanda dan duduk manis menyatu dalam ruangan yang berdesain unik siap
mendengarkan kisah Dini Fitria dengan harapan bisa menjadi penulis yang bisa
menulis lebih baik, penulis yang tidak biasa.
Feature
is About Emotion & Taste
Tak
kenal maka tak sayang, kurang lebih seperti itu contoh hidup yang dialami oleh
Dini Fitria tentang India. Dini baru jatuh cinta kepada India pada kunjungan
kedua, ketika Dini bisa merasakan lebih jauh India dari segi religi humanisnya.
Banyak kisah yang membuat Dini luluh akan India. Yang pada akhirnya terkuak
bahwa India dan mantan adalah benang merahnya yang membuat India terasa hambar
pada awalnya. Ketika membenci menjadi bagian dari keegoisan diri maka cinta
akan pergi.
Cinta adalah penyerahan diri dan bukan keegoisan – Dini Fitria
Berbicara
tentang cinta siapapun pasti akan tersentuh. Kalau sudah mencintai maka hati
akan merelakan dan tulisan akan mengalir dengan sendirinya dari hati. Kata Dini
Fitria cinta bisa datang dari tempat atau hal yang kita tidak sukai, seperti
kisahnya dengan negara India. Menulis itu soal rasa, rasa untuk meluapkan. Bayangkan
membacanya dengan gaya Italia mengatakan perfecto. Kebanyakan orang suka dengan cerita yang sarat
makna, informatif dan membekas di hati. Beri pembaca ruang untuk merasakan isi
tulisan kita.
Sudahkah
tulisanmu seperti itu? Jika belum berarti tulisanmu masih kurang memanjakan
pembaca. Jangan pernah lelah untuk menemukan ciri atau gaya tulisanmu sendiri
dan memanjakan pembaca dengan bunga kata agar pembaca mau balik lagi dan lagi
membaca tulisan kita. Seperti aku saat ini melalui tulisan ini berusaha mencari
jati diri dan mungkin masih banyak kurangnya. Untuk itu masih peru diasah dan
diasah terus, jangan lelah untuk belajar. Dini Fitria juga mengingatkan bahwa
dalam menulis juga ada yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan (do and
don’t).
- Jadikan diri kita sebagai obyek dalam tulisan, tidak melulu sebagai subyek
- Kaitkan tulisan dengan peristiwa yang terjadi dalam kehidupan nyata
- Jangan menasehati pembaca
- Perbanyak perbendaharaan kata dengan banyak membaca dan berdiskusi untuk menambah wawasan
- Padukan tulisan dengan pengalaman pribadi agar lebih realistis
- Fokus pada alur yang sudah ditentukan
- Jangan terlalu banyak mengulang (typo)
Mengenal Para Pendukung
Itu
sedikit pengakuanku tapi aku senang banget bisa ikutan ketemu dan dengar
sharing dari Dini Fitria ini, jadi belajar lagi untuk memperbaiki tulisanku. Cara
menyampaikan Dini Fitria renyah dan lugas jadi seperti ngobrol santai tapi
enaknya ngobrol santai ini banyak mendapat dukungan. Aku jadi tahu bahwa ada wadah jaringan media
yang sangat mendukung kehadiran blogger dan penulis yang bernama C2Live. Kalau mau bergabung dengan
C2Live juga ada manfaatnya antara lain, kita bisa menjadi agregator untuk
konten kita sendiri, ada C2Live Connet juga lomba blog secara online yang bisa
digunakan dan gratis, selain itu juga ada pertemuan tiap bulannya dengan
anggota lainnya.
Shafira Muslim Fashion - doc. kataresi |
Shafira
Muslim Fashion juga mendukung sesi sharing bersama Dini Fitria. Shafira Muslim
Fashion ini ternyata ada di industri busana muslim Indonesia sudah 29
tahun. Disaat busana muslim belum mendunia
seperti sekarang ini. Seperti namanya yang terinspirasi dari kata “shaf” yang artinya barisan mempunyai
impian besar untuk menjadi pemimpin dalam barisan busana muslim. Untuk prestasinya,
Swaroski menggandeng Shafira untuk kolaborasi dan sudah banyak mengikuti pagelaran
busana. Di sela break Shafira Muslim Fashion juga memberikan tutorial hijab
sederhana untuk diterapkan.
Kulina - doc. kulinaid |
Jiwa
terpuaskan dengan ilmu dari Dini Fitria dan perut kenyang dengan kehadiran nasi
kotak dari KulinaID untuk makan
siang kami. Katering makan siang jaman now
yang bisa dipesan online dan harganya sangat terjangkau dengan pilihan menu
berubah setiap harinya. Alhamdullilah pulang bawa ilmu dan bawa bingkisan
cantik dari Shafira dan Zoya. -RGP-
Nulis itu memang harus pakai rasa dan cinta ya mbak. Biar yang baca juga suka dan cinta
ReplyDeleteiya bener banget. masih pemalu kalau utk eksplore
DeleteIlmu yang patut diaplikasikan. Biar artikel kita cetar :)
ReplyDeleteiya teh. aku mah apah masih banyak kurangnya..
Deletemakasi kesempatannya ya teh ani
Nulis di C2live terus aplikasikan tekniknya mbak. Hihihi
ReplyDeletewichan dah pernah nulis di c2live?
DeleteSeneng ya ikut acara ini, pematerinya total kasih paparan
ReplyDeletemantep ya materinya...tapi berasa kurang soalnya masih banyak yang aku gak ngerti
ReplyDeleteSaya juga tersentuh mbak waktu dibilang tulisan kita-kita yang dibaca sama Mbak Dini ternyata pada hambar. Panas dingin digituin. Hahahaha. Alhamdulillah doi baek banget ya mau ngasih kita ilmu berharga ini.
ReplyDeleteIya ya jurnalistik pun banyak cabangnya. Mau hard news atau soft news seperti feature perlu latihan terus supaya makin khas, makin memiliki rasa.
ReplyDeleteIlmunya dari mba Dini ngena banget ya mb Resi,untuk selalu banyak belajar dan selalu memperbaiki nulisnya
ReplyDeleteIlmu ny sangat berguna ya mbak apalagi buat yg Suka gak PD,,intinya kita harus Selalu belajar untuk memperbaiki tulisan,,sukses terus mbak
ReplyDeleteKalau nulis curhat, aku ekstra hati-hati, Mbak. Jangan sampai aib yang gimana-gimana diumbar, terutama urusan keluarga.
ReplyDeleteBnyk bgt ya pembelajaran yg didpt dr workshop Mba Dini ini.
ReplyDeleteAcaranya keren dan berbobot yah mbak...aku dari awal sampai akhir ga berkedip merhatiin materi yg dibawakan mbak dini fitria 😁😁
ReplyDeleteAku kalo nulis curcolan, baru bisa nulis bertutur Mba, tapi kalo nulis event, masih suka binun nulis bertutur ��
ReplyDeleteAkupun mengalami hal yang sama mba, suka bingung di openingnya...butuh dilatih ini ya.
ReplyDeleteJadi banyak banget belajar dari workshop kemarin ya :)
senang banget ikut workshop kayak gini, aku berharap bisa belajar terus :)
ReplyDeleteSemoga kita bisa ikutan workshop penuh ilmu kyk gini lagi ya
ReplyDelete