Sinarmas MSIG Life yang sudah berkiprah selama 32 tahun di industri
asuransi, selama ini sudah banyak memberikan edukasi tentang keuangan atau
istilahnya literasi keuangan agar Indonesia melek literasi keuangan. Pada
kesempatannya Sinarmas MSIG Life mengajak kami (9/9) para blogger yang
tergabung dalam Komunitas Emak Blogger (KEB) untuk mengetahui informasi seputar
keuangan. Kalau ditanya sejauh apa perencanaan keuangan di usia muda, well jujur saja saat muda aku tipikal
orang yang hidup dengan mengalir saja (let
it flow) tapi tidak melupakan menabung.
doc. KEB |
Menurut Suwandi Sitorus sebagai Sosial
Head Sinarmas MSIG Life
masyarakat Indonesia hanya 30% yang baru sadar akan literasi keuangan dan sudah
membacanya. Yuk, Atur Uangmu terkadang
seperti teori belaka, mudah dipahami namun sulit untuk menjalankannya. Memang
diperlukan niat yang baik mengatur keuangan untuk masa depan yang nyaman.
Aakar Abyasa hadir memberikan informasi mengenai literasi keuangan. Aakar
yang sempat bekerja sebagai asisten untuk 18 orang atasan di awal karirnya ini
bertekad ingin hidup nyaman. Di tahun 2013, Aakar memulai membentuk timnya
sendiri dengan 12 financial planner
yang diwajibkan Aakar untuk mengetahui dan mengingat semua jenis produk
keuangan dan seluk beluk asuransi dengan sedetailnya untuk memastikan
kenyamanan klien saat merencanakan keuangan yang baik untuk klien.
Aakar Abyasa - doc.pribadi |
Prinsip “Uangku, Uangku dan Uangmu adalah Uangku” yang selama ini menjadi
prinsip wajib dalam keuangan rumahtangga dan diakui oleh semua Emak yang hadir diakui Aakar prinsip
tersebut akan membawa dampak buruk terhadap rumah tangga. Perceraian dan hutang
yang banyak adalah potensi yang bisa terjadi jika kita terus berpegang terhadap
prinsip tersebut.
“Lepaskan prinsip tersebut sebelum terlambat,” ujar Aakar. Sejatinya
rumah tangga adalah yang selalu mendukung keuangan satu sama lain dan selalu
terbuka soal keuangan kepada pasangan. Pergunakan uang dengan sebijaknya,
menabung untuk keadaan darurat, dan berinvestasi. Kondisi rumah tangga masih
baru dan belum ada momongan dalam keluarga seperti saya menjadi waktu yang
tepat untuk banyak menabung dan berinvestasi.
doc. SInarmas MSIG Life |
Ada tiga (3) tahap yang perlu
dilakukan dalam mengelola keuangan.
Pertama, melakukan pengecekan menyeluruh pendapatan dan
pengeluaran kita selama ini atau yang disebut curent financial statement. Hutang dan cicilan yang ada serta pastikan
juga keberadaan surat-surat kepemilikan harta benda seperti rumah atau tanah.
Faktanya banyak orang kaya yang ternyata selama ini menempati rumah warisan
atau memiliki tanah warisan tanpa mengetahui surat akta kepemilikannya.
Kedua, melakukan risk
profile. Mengecek resiko yang bisa terjadi jika melakukan investasi,
pembelian properti atau membeli sesuatu dengan sistem cicilan. Selain itu
resiko yang harus ditempuh jika kita tidak memiliki surat-surat kepemilikan
seperti rumah bisa terancam diusir dari rumah. Hal itu juga berlaku ketika
surat kita jadikan jaminan dan kita tidak bisa melunasi hutang.
Ketiga, Goals dengan melunasi hutang-hutang, memilih
asuransi dan investasi yang tepat serta amankan surat-surat berharga yang
dimiliki. Menabunglah untuk keadaan
darurat dan untuk hari tua kelak agar tidak merepotkan anak dan cucu kita.
Bahagia dan nyaman di hari tua.
Produk asuransi SMILE dari Sinarmas MSIG Life ( #SmilewithMe) bisa
menjadi pilihan yang tepat untuk keluarga.Produk SMILe antara lain SMILE Multi Invest, SMILE Medical, dan SMILE Hospital Protection Plus. Produk
SMILE dinilai Aakar paling murah diantara produk asuransi lainnya dan manfaat
yang didapatkan banyak. Sebelum memilih asuransi yang tepat biasakanlah membaca
brosur dan banyak bertanya kepada agen untuk detailnya.
Menurut Aakar, asuransi kesehatan hukumnya fardhu ain. Aakar heran sekarang banyak orang yang lebih mengutamakan
fitnes daripada askes padahal askes dinilai lebih murah daripada fitnes. “Kalau
pas fitnes ada cidera-cidera yang diperluin askes to. Masa bisa fitnes ratusan
ribu tapi enggak punya askes,” ujar Aakar.
Aakar juga mengingatkan untuk tidak terjebak dalam middle income trap, yang
lebih mudah diartikan di titik kenaikan pendapatan akan selalu ada pengeluaran
tambahan. Setiap kenaikan pendapatan/gaji selalu disertai dengan penambahan
gaya hidup. Contoh mudahnya dulu memakai tas kw dengan bertambahnya pendapatan
memakai ganti menjadi tas yang branded, dan ketika pendapatan semakin bertambah
lagi memakai tasnya pun yang semakin berkelas, sekelas brand lv atau prada. Itu
biasanya kita alami dan tanpa kita sadari kita sudah terjebak di dalam middle
income trap. Tetapi jangan salah, ada beberapa brand tas yang bisa
menjadi investasi layaknya perhiasan emas. Meski sudah kita gunakan bisa
terjual dengan harga cukup tinggi sebagai barang bekas (second). Itu salah satu
investasi yang cocok untuk emak macam
saya yang sangat jarang sekali menggunakan perhiasan emas.
Jika kamu merasa sudah berada dalam jebakan itu maka berhentilah sejenak
dan menatap kembali semuanya. Lakukan segera manajemen keuangan dengan melihat
kembali persoalan keuangan secara menyeluruh. Dengan gayanya yang khas, Aakar
menambahkan untuk membenahi perihal yang prioritas setiap ada penambahan
pendapatan. “Gaji naik yang dibenerin investasi, pendidikan, asuransi, properti,
tabungan darurat, pajak, dan pensiun,” ujar Aakar. Lebih lanjut Aakar menyebutkan
adanya paradigma uang yaitu konservatif dan agresif yang keduanya bisa berbuah kesuksesan
untuk kita jika diterapkan dengan benar.
Money is more taboo than sex
dinilai Aakar salah. Kenalkan dan libatkan anak dalam perencanaan keuangan
keluarga. Membiasakan dan melibatkan anak sedari kecil mengajarkan anak untuk
tahu bahwa mencari uang itu tidak mudah, untuk tidak menghabiskan uang
semaunya, dan mengajarkan untuk menabung demi masa depan. Yuk tunggu apalagi
segera lakukan manajemen keuangan dari sekarang dengan benar. –RGP-
Thx infonya, bermanfaat bgt :)
ReplyDelete