Selepas pulang kantor aku langsung meluncur ke
Epicentrum XXI yang berlokasi di Kuningan area. Aku mendapat kesempatan
undangan nonton bareng Al Gore “An Inconvenient Sequel: Truth To Power”. Di
awal sempat terbesit pertanyaan film politikkah ini karena ada nama Al Gore
disini dan ketika mendapat tiket ditangan setelah registrasi terlihat gambar
Bumi dan sebuah seruan fight like your
world depends on it. Ok, semakin penasaran dan tidak sabar untuk melihatnya
batinku.
The
Climate Reality Project
Akhirnya panggilan untuk masuk studio 1
terdengar setelah menunggu sekitar 2 jam. Sebelum film dimulai acara diawali
dengan sambutan dari Amanda Katili Niode, Ph.D sebagai Manager dari The Climate
Reality Project yang mengucapkan terima kasih atas kehadiran semua. Yang hadir
dalam pemutaran film adalah media, blogger, tamu undangan dan teman-teman yang
pernah mengikuti pelatihan oleh Al Gore seperti Amanda. Amanda adalah angkatan
pertama pelatihan Al Gore. Sekilas informasi bahwa Al Gore panggilan akrabnya dari Albert Arnold Gore Jr. seorang
mantan wakil presiden Amerika tahun 1993-2001. Al Gore sangat peduli dengan
lingkungan, lebih tepatnya tentang perubahan iklim yang terjadi di Bumi. Al
Gore menginisiasi terbentuknya The Climate Reality Project.
Amanda memberikan apresiasi berupa pemberian
buku yang berjudul sama dengan film kepada pihak Paramount Pictures dan para
sponsor seperti The Body Shop Indonesia, Unilever Indonesia, Indofood, Indosat,
dan lintas teknologi. “Ini adalah silahturahmi dari mereka yg peduli pada isu
lingkungan dan iklim,”ujar Amanda.
Dari tahun 2006 Amanda sudah bergabung dengan The Climate Reality Project dan mengikuti pelatihannya di tahun 2008. Selama
ini The Climate Reality Project sudah melatih 12.000 climate leaders dari 137 negara dan
terus bertambah setiap tahunnya. Dari Indonesia sudah ada 300 climate leaders yang sudah dilatih oleh Al
Gore dan dari berbagai kalangan. Hebatnya para climate leaders semuanya berstatus sebagai volunter dan bekerjasama
dalam setiap kegiatannya.
The Climate Reality Project Indonesia didirikan
tahun 2009, sudah beroperasi secara independen sebagai organisasi nirlaba dan telah
melatih 2.000 pemuda dari seluruh Indonesia dari berbagai kemampuan, teknis,
kepemimpinan dan komunikasi aktif dalam menyikapi masalah perubahan iklim.
The
Movie: “An Inconvenient Sequel Truth To Power”
Film An Inconvenient Squel: Truth To Power
adalah sekuel dari film sebelumnya yang dirilis tahun 2006 yang berjudul An
Incovenient Truth, film dokumenter tentang perubahan iklim. Film pertama
dinilai sukses meyakinkan masyarakat akan adanya krisi perubahan iklim yang
terjadi di dunia.
doc. Climate Reality Project |
Pemutaran film diawali dengan special remark video dari Al Gore dan
pertama kalinya untuk Indonesia. “So honour for the support. Every single day
10 million ton of global warnng. But were going to win this and solve it. Thank
you for facilitated this movie for country all around the world. Focus on
solution that available today. Solution for reality. Will be receibing 100% from
to movie to have more training in the future,” Al Gore. Itu remark yang keluar
dari Al Gore untuk film sekuel ini.
“We Can & We Will Win This Struggle”, AL
GORE
Film dimulai dengan pemandangan lapisan es
Greenland di Swiss. Faktanya diungkap bahwa setinggi 12 meter lapisan es
mencair dan terlihat lapisan es meledak karena perubahan iklim dan suhu. Kemana
larinya lapisan es yang mencair itu? Florida menjadi muara cairan lapisan es
menjadi sebuah genangan dimana-mana. Selama ini liputan media masih rendah
tentang krisis lingkungan dan masih banyak orang yang belum percaya adanya
krisis lingkungan bahkan pemerintahannya sekalipun. Pada film pertama (2006) Al
Gore memberikan gambaran tentang banjir yang mungkin terjadi di area Ground Zero WTC Memorial akibat krisis
lingkungan dan itu terbukti terjadi di tahun 2012
Gambar Bumi menjadi inspirasi Al Gore dan
inspirasi terciptanya satelit DSCVR (Deep Space Climate Observatory) karena Al
Gore ingin selalu melihat perubahan Bumi setiap saat. Al Gore menempatkan
satelit DSCVR yang mampu menampilkan perubahan Bumi secara konstan. Satelit
DSCVR sempat digudangkan karena kurang mendukungnya situasi politik dan di
tahun 2015 satelit DSCVR diluncurkan kembali saat pemerintahan Obama.
Perlu proses panjang bagi Al Gore untuk
meyakinkan negara-negara untuk beralih menggunakan energi dari tenaga surya
daripada energi konvensional seperti batu bara. Al Gore sempat mendapat
kesulitan untuk meyakinkan negara India yang akhirnya luluh saat COP (Conference of the Parties) tahun 2016 dalam The Paris Aggrement.
Al Gore sangat gigih memperjuangkan kondisi
lingkungan dan iklim dunia melalui pelatihan dan fakta-fakta yang diberikan. Perasaan aku saat mnonton film ini seperti mendapat pelatihan langsung
dari Al Gore. Untuk menjadi agen perubahan bisa dimulai dari diri
sendiri. Namun alangkah lebih baik jika bekerja bersama bersatu menyakinkan
banyak orang tentang kondisi lingkungan dan iklim yang sekarang kita hadapi
semakin memburuk. Kalau pernah liat video telur bisa matang di atas kap mobil,
aspal meleleh ataupun kebakaran hutan yang kian marak itu sesungguhnya perlu
kita sadari karena perubahan iklim.
Seperti harapan Amanda bahwa film ini diharapkan
dapat membangkitkan inspirasi untuk menjaga lingkungan kita bersama untuk lebih
baik. Pemerintah juga harus mendukung. Diungkapkan Al Gore, tantangan baru akan
selalu ada. Hal itu dialami Al Gore saat ini ketika pemerintahan Donald Trump menjadi
tantangan baru karena perubahan iklim dianggap bukan sesuatu yang darurat.
Bahkan Trump menarik Amerika diri dari The Paris Agreement. Seketika Al Gore teringat Mike Tyson quote “Everybody
has a plan until they get punched in the face.” -RGP-
Seneng banget deh nonton film dokumenter,karena pengambilan gambarnya itu nyata, enggak dibuat-buat.
ReplyDeleteIya gambarnya clear banget
Delete