Menyebut
Yogyakarta maka batik tak lepas dari ingatan. Yogyakarta sebagai salah satu
kota pariwisata Indonesia dengan suguhan budaya dan tradisi Jawa yang kental
menjadi daya pikatnya. Batik di Yogyakarta bisa kita temukan di sepanjang
kawasan Malioboro, banyak toko dan pedagang batik di emperan Malioboro. Kawasan
Malioboro membentang dari Tugu
Yogyakarta hingga ke perempatan Kantor Pos Yogyakarta.
Pusat Batik Yogyakarta
Memasuki
kawasan Malioboro, dimulai dari benteng Vrendenburg setelahnya akan kita jumpai
Pasar Beringharjo. Pasar Beringharjo sebagai pasar ikon batik Yogyakarta
memiliki nilai historis dan filosofis dengan Kraton Yogyakarta. Pintu masuk
utama pasar Beringharjo tepat menghadap Jalan Malioboro dan memiliki ciri khas
kolonial bertuliskan Pasar Beringharjo dengan aksara Latin dan aksara Jawa. Di
dalam Pasar Beringharjo bagian barat banyak gerai jualan batik dengan harga
yang bisa ditawar, mulai dari kain batik dari bahan katun hingga sutra, kemeja
batik, daster batik, cardigan batik dan banyak lainnya. Banyak pilihan batik
didalam pasar Beringharjo dan harga yang ditawar bisa lebih murah daripada yang
dijual di sepanjang Malioboro. Banyak wisatawan yang memilih belanja di Pasar
Beringharjo jika ingin mendapatkan produk batik dalam jumlah banyak. Kepuasan
tersendiri berbelanja di Pasar Beringharjo.
Pedagang di Pasar Beringharjo - doc.pribadi |
Jika
ingin mendapatkan batik dan berbelanja di ruang yang dingin (dengan AC) tinggal
nyebrang ke toko Hamzah Batik (dulu Mirota Batik) yang sudah berdiri sejak
tahun 1980an. Didalam Mirota terdapat lemari-lemari kaca yang berisi foto Sri
Sultan Hamengkubhuwono mengenakan batik dari generasi ke generasi beserta para
abdi dalem. Di tengah ruangan terdapat spot pertunjukkan membatik. Seorang
perempuan duduk manis membatik dengan canting dan peralatannya sangat menarik
untuk dilihat. Teknik batik tradisional (batik tulis) tersebut pertama kali
diceritakan dalam buku History of Java (London,
1817) oleh Sir Thomas Stamford Raffles yang pernah mendapatkan kain Batik di
masa pemerintahannya.
Disudut
belakang terdapat lemari penuh kain batik dengan berbagai motif dan harga. Batik
lekat dengan filosofi yang reflektif
dalam keseharian manusia. Corak dan motif batik berkembang. Dibutuhkan
ketrampilan dan ketekunan dalam setiap
lembarnya dan dalam proses pewarnaannya. Komposisi warna pada batik dapat berubah
seiring oksidasi yang alami. Batik tradisional tetap mempertahankan coraknya, dan
masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena setiap motif/corak mempunyai
maknanya sendiri. Batik juga diaplikasikan pada sepatu, sandal, bahkan pada tas
dan motifnya juga bisa diaplikasikan ke tas kulit.
Tas Batik - doc.pribadi |
doc.pribadi |
Tak jauh
dari Malioboro ada Kampung Batik Ngasem, dekat Kraton Yogyakarta. Warga di kampung
ini membuat batik tulis dan menjualnya di rumah yang dibuka seperti kios. Aneka
batik cap juga bisa ditemukan disini. Kita juga bisa proses pembuatan batik di
Kampung Batik Ngasem ini.
Produk batik yang berbeda bisa didapatkan di Desa Wisata Krebet,
tepatnya di Krebet, Sendangsari, Pajangan, Bantul. Produk batik disini menggunakan media
kayu. Produk batik unik tercipta disini berupa aksesoris, sandal, topeng,
patung, wayang, kotak perhiasan dengan batik berbagai motif. Kayu yang biasa digunakan
para pengrajin adalah kayu sengon, pule, mahoni atau jati. Kerajinan batik di
atas kayu ini bervariasi sudah merambah pasar internasional.
Banyak pusat
batik di Yogyakarta dan asli langsung dari pengrajinnya. Berbagai macam produk
batik bisa didapatkan di Yogyakarta. Tak heran Yogyakarta menjadi pusatnya
batik di Indonesia dan dunia.
Rekomendasi wisata batik memang pantas ada di Yogyakarta selain wisata candi
borobudur yang megah dan alamnya.
Tentang Batik
Canting - doc.pribadi |
Mengaku
cinta batik setidaknya kit harus tahu jenis batik dan motif batik seperti apa. Dalam
catatan perjalanan batik, awalnya batik dibuat di atas bahan dengan warna putih
yang terbuat dari kapas atau biasa disebut kain mori. Seiring perkembangan
jaman dan teknologi, batik diaplikasikan ke atas kain sutra, poliester, rayon
dan bahan sintetis lainnya. Motif batik dibuat dari cairan lilin dan diukir
keatas kain menggunakan canting yang tepatnya untuk motif batik yang halus.
Kain yang telah dilukis dengan liling tersebut kemudian dicelup dengan warna
yang diinginkan. Mulai dari warna muda hingga pencelupan untuk motif lain
dengan warna lebih tua atau gelap. Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain
yang telah dibatik dicelupkan ke dalam bahan kimia untuk melarutkan lilin.
Motif Sido Mukti Yogya |
Jenis batik dibedakan menurut teknik pembuatannya.
1.
Batik Tulis: kain yang
dihias dengan teksture dan corak batik menggunakan tangan. Pembuatan batik
jenis ini memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan.
2.
Batik Cap: kain yang dihias dengan teksture
dan corak batik yang dibentuk dengan cap (biasanya terbuat dari tembaga). Proses
pembuatan batik jenis ini membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari.
3.
Batik Lukis: proses pembuatan batik dengan cara
langsung melukis pada kain putih.
Wajar
jika biasanya harga batik tulis lebih mahal daripada jenis batik lainnya. Motif
batik berkembang mengikuti jaman dan sejarahnya. Batik tidak hanya ada di
Yogyakarta atau Solo, bahkan kini Blora, Jawa Tengah pun memiliki Batik Blora.
Sebagai bangsa Indonesia banggalah menggunakan batik karena dengan batik
identitas bangsa yang karismatik tergambar lewat batik. -RGP-
Batik sudah menjadi ciri bangsa kita dan harus dipertahankan.
ReplyDeleteYang belum kebeli itu batik tulis. Secara harganya masih lumayan mahal. Secara buatnya juga sampe 3 bulanan.
Iya batik tulis bagus n cantik. Harganya sepadan sbtuknya dgn proses dan kreasinya.
Delete