Suasana dalam studio 2 sebelum film dimulai |
Mendapat
undangan nonton bareng (nobar) dari Kompas TV melalui komunitas bareng blogger lainnya itu menyenangkan. Film
Indonesia berjudul Get Up Stand Up yang diproduksi oleh KG Studio ini mendapat
sambutan baik para blogger. Blogger diharapkan hadir untuk dapat turut
mendukung perfiliman Indonesia. Pada hari Senin, 4 April 2016 di Epicentrum
XXI, Epiwalk – Kuningan, sejumlah blogger hadir dari berbagai komunitas
memenuhi undangan dan langsung mendaftar ulang ke Mbak Adel untuk mendapatkan
tiket.
Tiket nobar blogger @EpicentrumXXI EpiWalk |
Ketika
tiket ditangan dan bersiap masuk studio 2, antusias dalam hati tidak sabar melihat bagaimana para
komika yang terbiasa lucu ketika open mic dalam program Stand Up
Comedy Indonesia sanggup berakting. Film yang digarap dari 16
November-6 Desember 2015 lalu ini mulai tayang di bioskop pada 7 April 2016.
Ketika Cinta Mengalahkan Logika
Komika Babe
Cabita dalam film ini berperan sebagai dirinya sendiri. Babe pada awal cerita
bekerja sebagai penyiar radio di sebuah stasiun radio di Medan. Babe mempunyai
kekasih bernama Fatiya yang diperankan oleh Acha Sinaga. Mereka menjalani
hubungan sudah 6 tahun. Fatiya mengharapkan Babe bisa mempunyai pekerjaan yang
mapan karena Fatiya menganggap pekerjaan Babe terlalu santai dan tidak ada masa
depan. Terlebih Babe dikejar oleh debt
collector karena hutangnya.
Babe meminta
tolong Fatiya sejumlah uang untuk melunasi hutangnya. Fatiya dengan iklas
membantu Babe melunasi hutangnya tetapi saat itulah Fatiya merasa Babe harus
beralih pekerjaan. Fatiya memberikan Babe koneksi pekerjaan di tempat Paman
Fatiya dan Fatiya sudah mengatur jadwal agar Babe bisa interview. Sayangnya
disaat bersamaan jadwal interview, Tigor teman Babe mengalami putus cinta dan
meminta Babe menemani dalam keseedihannya. Hal ini membuat Babe melupakan
jadwal interview kerja dengan Paman Fatiya. Fatiya akhirnya memutuskan untuk
menyudahi hubungannya dengan Babe dan meninggalkan Babe ke Jakarta untuk
menerima tawaran bekerja di Sihol Sibarani Law
Firm.
Disinilah
Sang Cinta beraksi memainkan hati Babe, Babe nekat ke Jakarta untuk menemui
Fatiya. Namun sayang Fatiya tidak mau menemui Babe atau bang Ibol (panggilan
kesayangan Fatiya kepada Babe). Babe akhirnya bekerja di Rumah Makan Padang,
tempat makan favorit Fatiya. Beruntung pemilik RM Padang tersebut mau menerima
Babe dan Babe bekerja bersama Dicky Difie.
Karakter
pemilik RM Padang juga berkesan, karena kebiasaan pantunnya yang semaunya yang
mungkin terkadang tidak menyambung dengan kalimat yang dimaksud. “Suka-suka gw.
Mulut-mulut gw, lo mau apa,” ujar pemilik RM Padang ketika Babe membetulkan
ucapannya.Rekan kerja Babe, Dicky juga mempunyai karakter kuat. Dicky memiliki
bahasa tubuh yang rada “kemayu” lembut, meski diawal Dicky terlihat sebal
dengan kehadiran Babe tetapi Dicky mendukung Babe untuk mengejar Fatiya.
Fatiya tetap
menolak Babe. Babe kemudian berpikir keras bagaimana cara untuk berhasil atau
mapan agar bisa membuktikan diri kepada Fatiya. Suatu saat Uus yang saat itu
sudah menjadi komedian terkenal datang ke RM Padang tempat Babe bekerja dan
menantang Babe ikut open mic karena saat itu Babe tidak sengaja mencemooh
penampilan Uus yang berperan menjadi dirinya sendiri di tv dalam acara stand
up. Dalam perjalanannya ketempat acara open mic, Babe berjumpa dengan Abdur (Abdurrahim
Arsyad) yang akhirnya bersama memutuskan untuk ikut lomba Stand Up Comedy
Indonesia (SUCI) dan berjuang bersama dari lolos audisi hingga akhir.
Keseruan
film berlanjut dalam adegan karantina SUCI
dengan kehadiran peserta SUCI yang mempunyai beragam karakter. Sebut saja Sri
Rahayu sebagai fans berat Raditya Dika, Wira yang gemar berkata dengan sajak
dan mempunyai ciri khas memonyongkan bibir dengan gaya unik, David sebagai tukang
ojek Betawi, Dzawin si anak pesantren, Rahmet anak STM yang gemar tawuran, dan
Deni Suhendi yang merupakan anggota TNI.
Komedi
romantis Indonesia yang disutradarai oleh Teezar Sjamsuddin ini berlanjut
dengan adanya cinta segitiga antara Abdur, Fatiya dan Babe. Abdur yang berjuang
bersama Babe selama menjadi peserta SUCI dan semakin dekat karena sekamar,
secara tidak sengaja ditemui oleh Fatiya yang ternyata tertarik dengan Abdur
karena materi lucu yang dibawakan Abdur dan kesamaan pengarang favorit yaitu
Murakami. Kedekatan Abdur bersama Fatiya diketahui oleh Babe yang langsung
merasa kecewa dan marah karena merasa dikhianati oleh Abdur.
Abdur
pun marah karena menganggap berhak untuk menyayangi Fatiya. Kemarahan antara
Abdur dan Babe terlihat dalam materi stand up yang dibawakan keduanya dan
terdeteksi oleh Indro Warkop sebagai juri SUCI. Kemarahan keduanya juga
terlihat pada saat latihan di karantina ketika dibimbing oleh Torro Margen
(artis senior yang biasa membawakan peran antagonis) untuk belajar
mengungkapkan kemarahan namun hanya dengan kata MaMa. Menurut aku di adegan ini
Babe dan Abdur akting marahnya meyakinkan tetapi menjadi lucu karena
mengungkapkan kemarahan hanya dengan kata Mama.
Adegan Babe dan Abdur latihan di karantina SUCI dengan bimbingan Toro Margen |
Klimaks kemarahan
ada pada adegan ketika Babe, Fatiya dan Abdur pada hari ulang tahun Fatiya.
Abdur tidak tahu jika orang tua Babe sudah meninggal dan mengeluarkan kata “salah
asuh karena didikan orangtua” terhadap Babe dan disitu Fatiya menjadi marah
kepada Abdur karena Fatiya memegang amanah dari Ibu Babe untuk menjaga Babe.
Satu adegan lagi
yang menurutku akting Babe cukup mengena di hati ketika Babe menangis di rumah
sakit melihat video penantian Fatiya terhadap Babe selama 6 tahun. Selama itu
Fatiya hanya bisa mengungkapkan perasaannya melalui video karena kesibukan Babe.
Ketika Babe menonton video di handphone Fatiya yang sedang koma setelah
kecelakaan. Penyesalan Babe terasa dalam aktingnya tersebut. Dari situ akhirnya
Babe menyerah untuk mendapatkan Fatiya.
Eit tetapi tunggu
dulu.. film ini belum berakhir. Penasaran dengan akhirnya. Film Get Up Stand Up
sudah ada di teater film kesayangan anda. Di film ini kita juga bisa melihat
akting sekilas alias peran cameo dari band UNGU dalam adegan yang berbeda. Band UNGU juga mempunyai single Get Up Stand Up yang menjadi soundtrack film ini.
Kesan – Kesan Pemain
"Di dalam
film ini saya harus serius dan drama. Sedangkan saya enggak bisa drama. Ada
adegan menangis dan ternyata itu susah. Adegan menangis itu ternyata enggak
gampang" ungkap Babe pada Republika (5/4). Babe menceritakan bagaimana
Teezar sebagai sutradara sering menghentikan sebuah adegan ketika dirinya harus
memeragakan akting menangis. "Kata sutradaranya, muka saya sedang menangis
sama saja ketika tersenyum," jelas Babe. Beruntung Babe kemudian bisa
belajar dari kesalahan. "Kalau belajar menangis itu bukan karena ekspresi,
tapi dari tatapan mata juga udah terlihat."
Para Pemain Get Up Stand Up |
Kesan Abdur terhadap
proses syuting justru bertolak belakang dengan rekannya itu. Tantangan yang
dihadapi Abdur hadapi bukan hanya datang dari dalam diri, dalam hal ini
melibatkan emosi untuk melakukan adegan yang berbeda dengan kesehariannya, tapi
juga faktor keusilan Babe selama proses syuting. "Kalau misalkan kamera
menyorot hanya ke wajah saya, dia tuh kasih muka jelek ke saya, jadi
enggak bisa serius," terang komedian berusia 27 itu. Acha Sinaga, pemeran
Fatiya, juga tidak luput dari ulah jahil Babe. Aktris yang selama ini lebih
banyak bermain dalam film televisi itu mengaku kesulitan berakting serius jika
satu frame dengan Babe.
Dengan plot cerita
yang dimilikinya, Bagus Bramanti sebagai penulis skenario mengaransi bahwa Get
Up Stand Up berbeda dengan film komedi romantis lainnya. "Film ini
akan menghadirkan karakter-karakter komika yang ditantang bermain drama. Jadi
bisa saya pastikan penonton akan mendapat pengalaman berbeda."
Indro yang berperan bersama Virnie Ismail dan M. Ali Sidik sebagai dewan
juri SUCI dalam film ini berpendapat tentang hubungan komedi dan menjadi
seorang komedian. "Buat kita semua, komedi itu adalah sebuah hal yang
serius. Jadi, amat sangat mungkin dalam prosesnya, sebagai manusia biasa ada
hal-hal yang yang menyentuh. Baik itu proses menjadikan sebuah komedi, maupun
proses perjalanan hidup kita sebagai komedian. Komedian juga manusia yang
apapun sama dengan Anda-Anda semua. Film ini akan membuka mata kita semua sebuah
proses kelahiran seorang komedian," papar Indro.
Yup,
komedian juga seorang manusia. Manusia yang jika terkena panah cinta akan
mengalahkan logika dan bisa nekat, bahkan bisa merusak persahabatan. Dalam
kehidupan nyata hal seperti itu juga bisa terjadi. Di film ini kita bisa
melihat itu semua dalam akting para komika. -RGP-
Comments
Post a Comment